UK-SERP 2017: Meeting New Friends #2
Hello !
Baru bisa upload sekarang karna minggu sebelumnya sibuk ikut kegiatan TKI-MAI hehehe. Oke, lanjut. Seperti di postinganku sebelumnya, aku sudah sampai di Kitakyushu! Sebuah kota kecil di Fukuoka Prefecture, Jepang. Kami hanya punya satu hari untuk mengeksplorasi sekitar sebelum benar-benar mengikuti kegiatan workshop. Hal pertama yang kami lakukan setelah sampai di Kitakyushu tentunya mendatangi tempat tinggal kami selama di sana, yaitu apato. Kami tinggal di sebuah apato bernama HABITAT iseigaoka. Lucunya, apato disini benar-benar sama persis seperti yang biasa aku lihat di manga maupun anime Jepang hehe. Jika masuk ke dalam apato, kalian akan disambut dengan foyer untuk meletakan sepatu kalian. Foyer pada rumah tradisional Jepang biasa disebut genka. Setelah itu kalian akan melihat dapur kecil serta toilet. Dipisahkan oleh sebuah partisi, kalian akan baru dapat melihat isi apato secara keseluruhan. Tidak ada yang istimewa, semua ruangan terbuka dengan lemari yang menyatu dengan dinding dan sebuah balkon. Di dalam apato telah disediakan futon yaitu kasur lipat untuk kami tidur sebanyak 3 buah.
Kitakyushu pada malam hari sangat sepi, mungkin karena cuaca yang tidak mendukung sehingga penduduk biasanya pulang lebih awal pada musim dingin. Setelah menemukan restoran untuk makan malam, kami melihat-lihat menu yang ada tetapi tidak mengerti satu pun kata yang ada di dalam menu hahaha. Kami tidak bisa bertanya pada pelayan yang ada karena mereka tidak mengerti bahasa Inggris dan hanya bisa berbahasa Jepang. Untungnya, ada teman kami yang ternyata berada di tempat tersebut dan bersedia membantu kami memesan makanan. Kami pun memesan okonomiyaki dan nasi goreng. Kisaran harga okonomiyaki disana ¥1.700 yaitu setara Rp 200.000 Karena jika makan di restoran Jepang memang berkisar diatas ¥1.000.
Esoknya, kami berniat untuk berkeliling sekitar apato. Dengan udara yang masih dingin ditambah hembusan angin yang sangat kencang, kami berkeliling dan menemukan konbini yaitu convinience store terdekat sepeti FamilyMart dan Lawson. Di konbini tersebut biasanya tersedia makanan instan, cemilan, bahan makanan, dan yang terpenting adalah wi-fi gratis hehe. Setelah lelah, kami pun berniat untuk pulang ke apato. Kami langsung beristirahat karena besok merupakan hari pertama workshop dimulai!
1. OPENING CEREMONY
1. OPENING CEREMONY
Paginya, kami bersiap dan pergi ke kampus dengan rute yang sama seperti kemarin. Opening Ceremony dilaksanakan pada hari Kamis 15 Februari 2018 dan berjalan dengan lancar dibuka dengan pidato oleh Fukuda-sensei kemudian dilanjut dengan Bart-sensei. Bart-sensei merupakan salah satu komite AILCD. Kami diarahkan dan dijelaskan mengenai kegiatan yang akan dilakukan 2 minggu kedepan yang terdiri dari diskusi kelompok, survey, trip ke Fukuoka, presentasi akhir hingga Farewell Party. Pada Opening Ceremony, kami dibagi kelompok secara acak dan kemungkinan besar tidak akan satu kelompok dengan teman satu kampus. Aku, Avi, Sarah, Kak Ina, Kak Asep dan Kak Leyna berada di kelompok yang berbeda. Aku dikelompok 8 yang terdiri dari 12 anggota yang semuanya adalah perempuan dari beberapa negara seperti China, Vietnam, dan Indonesia sendiri. Kelompok 8 didominasi oleh peserta dari China dan terdapat satu orang Indonesia yang berasal dari UBL, Kak Yunita. Setelah Opening Ceremony selesai, kami berpindah tempat ke sebuah ruangan. Ruangan inilah yang akan menjadi tempat berdiskusi selama workshop berlangsung.
Aku dan teman sekelompokku berkenalan satu sama lain dengan keterbatasan bahasa karena logat yang dibawa dari negara masing-masing. Salah satu teman sekelompokku yang berasal dari Vietnam berinisiatif untuk memilih ketua kelompok. Dengan cara diundi, yang terpilih sebagai ketua kelompok 8 yaitu aku sendiri. Aku tidak bisa menolak karena teman yang lain sepertinya tidak bersedia pula menjadi ketua. Aku sendiri baru pertama kali memimpin forum diskusi apalagi berskala international seperti ini. Workshop bertujuan untuk membuat sebuah inovasi desain pada satu kota, yaitu Yahata City dengan eksplorasi dibebaskan masing-masing kelompok. Hal pertama sebelum membuat desain yaitu memilih site. Site dibebaskan selama masih dalam cakupan Yahata City. Hari pertama workshop tidak membuahkan hasil yang ketara karena kami hanya bisa berkenalan satu sama lain.
Aku dan teman sekelompokku berkenalan satu sama lain dengan keterbatasan bahasa karena logat yang dibawa dari negara masing-masing. Salah satu teman sekelompokku yang berasal dari Vietnam berinisiatif untuk memilih ketua kelompok. Dengan cara diundi, yang terpilih sebagai ketua kelompok 8 yaitu aku sendiri. Aku tidak bisa menolak karena teman yang lain sepertinya tidak bersedia pula menjadi ketua. Aku sendiri baru pertama kali memimpin forum diskusi apalagi berskala international seperti ini. Workshop bertujuan untuk membuat sebuah inovasi desain pada satu kota, yaitu Yahata City dengan eksplorasi dibebaskan masing-masing kelompok. Hal pertama sebelum membuat desain yaitu memilih site. Site dibebaskan selama masih dalam cakupan Yahata City. Hari pertama workshop tidak membuahkan hasil yang ketara karena kami hanya bisa berkenalan satu sama lain.
2. INTERNATIONAL SYMPOSIUM
Setelah Opening Ceremony, agenda selanjutnya adalah International Symposium dengan pembicara besar dari Nikken Sekkei, Arsitek Yamanashi. Jumat, 16 Februari simposium ini membahas mengenai Industry on Architectural Design. Orang Jepang memang terkenal sangat tepat waktu. Aku tidak boleh membuang waktu dan berusaha datang pada setiap acara tepat waktu. Acara diakhiri dengan sesi foto.
3. WELCOME PARTY
Di hari yang sama, acara selanjutnya setelah simposium yaitu Welcome Party yang bertujuan untuk menyambut kedatangan peserta workshop. Welcome Party berlansung pada jam 6 sore hingga 8 malam. Kami duduk sesuai dengan kelompok dan di sana disediakan berbagai makanan dan minuman. Tentu, sebagai seorang Muslim kami tidak bisa makan dan minum sembarang. Kami diberitahu makanan dan minuman mana yang bisa dan tidak bisa kami makan. Makanan berupa berbagai macam sushi. Sedangkan minuman berupa jus dan soda. Kebanyakan aku tidak bisa minum soda karena mengandung alkohol. Yap, peserta lain yang tidak berasal dari Indonesia bebas meminumnya bahkan hingga mabuk dan kami yang berasal dari Indonesia tidak bisa melarangnya karena berbeda budaya. Aku hanya bersikap biasa ketika peserta lain minum-minum. Setelah itu kami dibebaskan melakukan apa pun. Aku, Avi dan Sarah berniat untuk pulang dan beristirahat.
4. YAHATA CITY
Ada pula agenda survey ke Yahata City yang dilakukan bebas pada masing-masing kelompok. Kelompok 8 pergi ke Yahata City untuk melihat-lihat. Aku, Kak Yunita dan seorang teman dari Jepang, Aoi, pergi menggunakan kereta ke Yahata City. Yahata City merupakan kota industri yang terdapat banyak pabrik steel di sana. Karena merupakan area industri, penduduk terutama pemuda-pemudi lebih suka mencari pekerjaan ke kota-kota besar. Tema dari kegiatan workshop ini Low Carbon City Yahata yaitu mengubah Yahata City menjadi Low Carbon City atau Kota Rendah Karbon. Aku dan yang lain memutuskan untuk menggunakan satu lahan kosong berdekatan dengan Dokai Bay sebagai site kami. Setelah menentukan site yang akan digunakan, kami pun berdiskusi untuk memilih konsep desain yang akan dipakai esok harinya.
Setelah menentukan konsep desain secara berkelompok, kami mulai bekerja masing-masing. Ada bagian yang fokus mengembangkan konsep, ada bagian untuk mengembangkan desain, ada bagian yang membuat 3D desain, dan ada bagian membuat panel. Dengan kemampuan bahasa seadanya, kami tetap bekerja semaksimal mungkin.
4. INTERNATIONAL CONFERENCE
Sebelum aku melanjutkan agenda workshop, ada agenda yang harus aku ikuti, yaitu International Conference. Yap, aku harus mempresentasikan hasil paper yang sudah aku buat sebelumnya. Masih dengan tema yang sama, yakni Low Carbon, aku membuat paper mengenai pengelolaan sampah di suatu kampung di Bandung, Kampung Maleer.
Satu agenda wajib telah terlaksana! Bertukar pengetahuan mengenai suatu isu sangat menarik karena latar belakang tempat yang bebeda. Suatu pengalaman baru bagiku berbicara di acara Conference dengan skala International seperti ini. Setelah Conference, kami melanjutkan workshop di kampus, namun untuk menambah wawasan baik untuk kepentingan workshop maupun diluar workshop, terdapat agenda trip yaitu trip ke Fukuoka! Trip Fukuoka diikuti oleh seluruh peserta workshop yang akan dipandu selama perjalanan.
See you on #3 !
4. YAHATA CITY
Ada pula agenda survey ke Yahata City yang dilakukan bebas pada masing-masing kelompok. Kelompok 8 pergi ke Yahata City untuk melihat-lihat. Aku, Kak Yunita dan seorang teman dari Jepang, Aoi, pergi menggunakan kereta ke Yahata City. Yahata City merupakan kota industri yang terdapat banyak pabrik steel di sana. Karena merupakan area industri, penduduk terutama pemuda-pemudi lebih suka mencari pekerjaan ke kota-kota besar. Tema dari kegiatan workshop ini Low Carbon City Yahata yaitu mengubah Yahata City menjadi Low Carbon City atau Kota Rendah Karbon. Aku dan yang lain memutuskan untuk menggunakan satu lahan kosong berdekatan dengan Dokai Bay sebagai site kami. Setelah menentukan site yang akan digunakan, kami pun berdiskusi untuk memilih konsep desain yang akan dipakai esok harinya.
Setelah menentukan konsep desain secara berkelompok, kami mulai bekerja masing-masing. Ada bagian yang fokus mengembangkan konsep, ada bagian untuk mengembangkan desain, ada bagian yang membuat 3D desain, dan ada bagian membuat panel. Dengan kemampuan bahasa seadanya, kami tetap bekerja semaksimal mungkin.
4. INTERNATIONAL CONFERENCE
Sebelum aku melanjutkan agenda workshop, ada agenda yang harus aku ikuti, yaitu International Conference. Yap, aku harus mempresentasikan hasil paper yang sudah aku buat sebelumnya. Masih dengan tema yang sama, yakni Low Carbon, aku membuat paper mengenai pengelolaan sampah di suatu kampung di Bandung, Kampung Maleer.
Conference dilaksanakan pada hari Sabtu 17 Februari 2018 dan dimulai pukul 9 pagi. Jenis paper dibagi menjadi beberapa tema dan presentasi di bagi menjadi 2 session, sesi pagi dan sesi siang di ruangan yang berbeda sesuai pada tema yang diambil. Aku buru-buru masuk ke ruang N115. Avi dan Sarah berada di ruangan berbeda karena memilih tema paper yang berbeda. Aku masuk ke sebuah ruang kelas. Sudah ada beberapa orang di dalam, ada juga teman dari Indonesia yang aku kenal. Tidak lama setelah aku duduk, namaku dipanggil oleh Moderator. Aku yang baru datang shock dan setengah bersyukur aku datang tepat waktu hehe. Aku pun langsung maju ke depan dan mempersiapkan powerpoint untuk presentasi. Tentunya presentasi dilakukan dengan menggunakan full bahasa inggris. Dengan bahasa inggris yang masih blepotan aku terus melakukan presentasi dengan percaya diri hehe, kunci dari presentasi yaitu percaya diri!
Waktu yang diberikan untuk presentasi hanya 8 menit dan sesi tanya-jawab selama 2 menit. Jadi setiap peserta hanya memiliki waktu 10 menit. Pengaturan waktu di Jepang amat sangat ketat, setelah 8 menit, time-keeper akan membunyikan bell sebanyak 3 kali tanda kalau waktu telah habis. Selanjutnya adalah sesi tanya-jawab. Setelah 10 menit, aku kembali duduk dan presentasi dilanjutkan oleh peserta lain. Conference diakhiri dengan sesi foto tentunya.
Waktu yang diberikan untuk presentasi hanya 8 menit dan sesi tanya-jawab selama 2 menit. Jadi setiap peserta hanya memiliki waktu 10 menit. Pengaturan waktu di Jepang amat sangat ketat, setelah 8 menit, time-keeper akan membunyikan bell sebanyak 3 kali tanda kalau waktu telah habis. Selanjutnya adalah sesi tanya-jawab. Setelah 10 menit, aku kembali duduk dan presentasi dilanjutkan oleh peserta lain. Conference diakhiri dengan sesi foto tentunya.
See you on #3 !
Comments
Post a Comment